PAULUS, MUSUH DALAM SELIMUT?

Pernah ada satu buku yang mencoba menyelidiki siapakah Paulus itu sebenarnya? Kesimpulan dari isi buku itu mengatakan: Paulus adalah seorang penganiaya orang Kristen tetapi karena penganiayaannya tidak berhasil memusnahkan kekristenan maka ia berpura-pura masuk Kristen supaya bisa menghancurkan agama Kristen dari dalam dengan cara menyebarkan ajaran yang menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus.

Benarkah demikian? Benarkah Paulus adalah seorang penyusup? Benarkah ajaran Paulus menyimpang dari ajaran Tuhan Yesus?

Untuk menjawaba semuanya itu, mari kita melihat profil dari Paulus. Profilnya itulah yang akan menajawab pertanyaan di atas dan membukakan kepada kita, siapakah dia sebenarnya.

Alkitab dan catatan sejarah menegaskan bahwa Paulus adalah:

1. Seorang Yahudi / Ibrani asli (Kis. 22:3 bdg Fil. 3:5)

2. Dibesarkan di kota suci Yerusalem (Kis. 22:3)

3. Dididik dalam asuhan Prof. rabban Gamaliel (Kis. 22:3)

4. Seorang Farisi sejati (Kis. 26:5 bdg. Fil. 3:5)

5. Tidak bercacat dalam melakukan hukum Taurat (Fil. 3:5)

6. Seorang yang tekun dan fanatik menjalankan agamanya (Fil. 3:5)

Sebagaimana orang Yahudi yang lain, Paulus begitu bangga dan tergila-gila dengan keyahudiannya serta agama Yudaismenya. Jadi sangatlah mustahillah dan tidak masuk akal kalau Paulus mau membuang kehormatan Yahudi dan Yudaismenya hanya karena isu kekristenan yang waktu itu dianggap sebagai bidat, hina dan sampah. Paulus tidak mungkin melakukan itu – melakukan hal yang akan menjadi aib baginya.

Kalaupun Paulus mau membinasakan kekristenan, sudahlah lebih dari cukup ia melakukan itu dengan jalan kekerasan karena kenyataannya waktu itu kekristenan sangat lemah dan nyaris tidak memberi perlawanan fisik terhadap para penganiaya mereka.

Walaupun demikian, tetapi bukankah pada akhirnya Paulus menjadi seorang Kristen juga? Kenapa? Jawabannya ada pada kesaksian pribadi Paulus: Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku (keyahudiaannya dan agama Yudaismenya), sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan (Fil. 3:6-9)

Itulah Paulus. Ia seorang Yahudi dan penganut Yudaisme sejati. Tetapi karena pengenalannya akan Kristus, semuanya itu dia anggap sampah lalu ia menjadi seorang Kristen, pengikut Kristus.

Comments :

0 komentar to “PAULUS, MUSUH DALAM SELIMUT?”


Posting Komentar