MAHALNYA KESELAMATAN KITA
I. Kejatuhan dan Akibatnya
Satu fakta dari Alkitab yang tak terbantahkan dan setiap orang dapat merasakan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kejatuhan manusia dalam dosa. Pada mulanya manusia memang diciptakan baik adanya – tanpa cacat cela sedikit pun. Namun hanya karena keingingan daging leluhur kita (diawali oleh Hawa dan disempurnakan oleh Adam) maka dosa masuk ke dalam dunia dan merusak yang baik yang ada dalam diri kita manusia. Dosa dan buahnya tidak hanya berdampak bagi Adam dan Hawa pada saat itu tetapi lebih jauh lagi buah dosa ini merajalela diantara anak cucunya dari generasi ke generasi tanpa mau berhenti sedetik pun.
Dosa dan buahnya terasa betul menekan hidup manusia. Manusia tidak dapat hidup dalam kebenaran. Sekalipun keinginganya adalah mau berbuat baik tetapi yang timbul selalu yang jahat (Roma 7:19). Itulah akibat dari dosa. Tidak hanya itu, Alkitab mengatakan bahwa upah dosa adalah maut, yang berarti kematian. Kematian di sini menyangkut dua sisi, yaitu kematian jasmani dan kematian rohani (kekal).
II. Usaha Manusia Menyelamatkan Diri dan Kegagalannya
Sekalipun manusia telah jatuh dalam dosa dan hidupnya begitu dirasuk oleh kuasa dosa namun ternyata benih teisme (kepercayaan kepada Allah) masih ada saja dalam dirinya karena manusia memang diciptakan begitu adanya – percaya kepada Allah. Dengan itulah maka dalam kesesatannya manusia masih berusaha untuk kembali kepada Allah. Ditambah lagi ancaman penghukuman yang akan diterimanya kelak mendorong manusia untuk berdamai dengan Penciptanya.
Usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk kembali kepada Allah ada berbagai macam, diantaranya dengan mendirikan agama, berbuat baik, hidup dalam kesalehan, askese (bertapa) dan lain sebagainya. Namun semua usaha tersebut menemui kebuntuan. Manusia frustasi karena pada akhirnya usahanya itu tidak membuatnya menemukan Allah. Dan ancaman kematian kekal dalam neraka masih saja menghantuinya.
III. Bayangan Keselamatan di Israel
Frustasi dan dihantui oleh kematian akan terus menjadi bagian hidup manusia selama Allah belum ditemukan (siapakah yang bisa menemukan Allah?). Apakah Allah pernah hilang sehingga Ia harus dicari sampai ketemu? Jawabannya tentu saja tidak. Allah tidak kemana-mana, dosalah yang membutakan manusia sehingga ia tidak dapat menemukan Allah-nya dan tidak akan pernah bisa menemukan-Nya.
Walaupun demikian namun karena begitu besar kasih Allah akan manusia berdosa ini maka Ia berinisiatif untuk memanggil manusia kembali kepada-Nya. Panggilan itu pertama sekali dikumandangkan di Taman Eden (Kej.3:9). Selanjutnya panggilan yang bernada keselamatan itu diteruskan di tengah-tengah bangsa Israel. Singkatnya di Israellah muncul bayangan keselamatan yang akan datang.
Adapun bayangan keselamatan itu dapat disaksikan dalam upacara-upacara keagamaan Yahudi khususnya dalam hal memberikan korban persembahan. Israel diharuskan memberikan korban persembahan berupa binatang kepada Allah sebagai sarana pengahapusan dosa. Korban ini dimaksudkan sebagai pengganti orang berdosa yang semestinya menerima murka Allah. Di atas binatang persembahan itu setiap orang meletakkan tangannya sebagai pengakuan iman bahwa ia merupakan orang berdosa dan memerlukan pengampunan Allah supaya ia tetap hidup.
IV. Penggenapan Keselamatan Dalam Yesus
a. Mahalnya keselamatan itu
Apa yang dilakukan di Israel itu berlangsung selama berabad-abad. Namun sekali lagi itu hanyalah bayangan keselamatan yang akan datang. Barulah dua ribu tahun yang lalu keselamatan itu digenapi dalam karya penebusan yang dikerjakan oleh Yesus. Sebelum lebih jauh membahas ini, di sini mau ditegaskan terlebih dahulu bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus itu merupakan sesuatu yang sangat mahal.
Yesus, Anak Allah datang ke dunia menjadi seorang manusia demi satu misi penting, yaitu menyelamatkan manusia. Kurang lebih tiga puluh tahun Yesus menjalani hidup sebagai manusia normal. Selanjutnya tiga setengah tahun berikutnya dalam kemanusian-Nya Ia melayani mulai dari Galilea (Israel Utara) dan berlanjut di Yudea (Israel Selatan). Puncak pelayanan Yesus, yaitu di atas kayu salib.
Alkitab mengatakan bahwa salib merupakan tempat orang terkutuk (Galatia 3:13) dan hukum Romawi menetapkan salib sebagai tempat penghukuman penjahat besar. Jadi tidaklah pada tempatnya kalau Anak Allah Yang Kudus tergantung di sana. Walaupun demikian namun faktanya, ialah Yesus pernah tergantung dan mati di atas kayu salib. Kenapa? Jawabannya: untuk menggenapi apa yang sudah berlangsung di Israel selama berabad-abad.
Jika di Israel korban persembahan digunakan sebagai sarana penghapusan dosa maka ketika Yesus disalibkan Ia menggenapi bayangan itu. Yesus menjadi korban persembahan yang sejati untuk penghapusan dosa manusia.
Apa yang dilakukan oleh Yesus ini merupakan sesuatu yang sangat mahal. Mahalnya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus ini terletak pada diri korban persembahan itu. Untuk penghapusan dosa bukan lagi dengan korban binatang yang dikerjakan berulang-ulang kali. Tetapi diri Yesus sendiri, Anak Allah, Yang Kudus menjadi korban. Dalam 1 Petrus 1:18-19 tertulis demikian: ”Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”
Logika manusiawi kita bisa saja berkata: Untuk menyelamatkan manusia, Allah bisa melakukan berbagai cara – bukankah Ia Allah yang Mahakuasa yang bisa melakukan apa yang Ia mau? Ia bisa menyuruh malaikat untuk melakukan misi penyelamatan, Ia bisa memilih salah seorang nabi untuk menjadi juruselamat atau kalau tidak, Ia bisa tetap menggunakan korban binatang yang dipraktekkan di Israel sebagai sarana penyelamatan. Itu sudah cukup. Atau kalau masih kurang juga Ia bisa menggunakan kekayaan duniawi ini sebagai tebusan manusia. Tapi kenyataannya tidaklah demikian. Allah bersikeras untuk mengutus Yesus melakukan misi penyelamatan dengan jalan mati di atas kayu salib.
Allah tetap tidak mau memakai sesuatu yang di luar jalan salib sekalipun itu penghulu malaikat, nabi terkudus, domba yang sempurna atau bahkan ditambah dengan seluruh kekayaan duniawi ini untuk mengerjakan keselamatan karena pasti ada alasannya. Alasannya, yaitu salah satu diantara yang ditawarkan itu atau gabungan semuanya tidak cukup harganya untuk tebusan bagi kejahatan manusia di hadapan Allah. Allah menghendaki sesuatu yang lebih – yang sangat mahal. Dan yang mahal itu adalah darah Yesus sendiri yang tak bernoda dan tak bercacat oleh dosa.
b. Yang mahal itu diberikan secara cuma-cuma
Sejarah dan pengalaman hidup kita telah membuktikan dengan sangat jelas bahwa keselamatan itu menjadi sesuatu yang langka dan mahal bagi kita manusia. Kita telah berusaha untuk mendapatkannya dengan berbagai cara tetapi hasilnya sama saja nihil. Itu menjadi sesuatu yang seperti di awan-awan – ada, tetapi mustahil dimiliki.
Karena keselamatan itu sangat mahal dan tidak mungkin diperoleh oleh manusia dengan usahanya sendiri maka itulah yang menjadi alasan kenapa Yesus tampil sebagai Juruselamatan – Ia mengerjakan keselamatan dengan sempurna dan ternyata Ia berhasil memperolehnya. Walaupun demikian namun itu tidak serta merta manusia bisa memilikinya. Manusia masih saja merana. Manusia tidak bisa menyuap atau membelinya dari Yesus.
Namun syukur kepada Allah karena begitu besar kasih-Nya akan kita yang berdosa ini maka yang sangat mahal itu, yang tidak mungkin terbeli oleh kita itu diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan untuk memperoleh keselamatan kita tidak juga diminta melakukan sesuatu terlebih dahulu tetapi Allah sendiri dalam Yesus datang memberikan keselamatan itu. Kita hanya perlu membuka diri dan menerimanya dari Allah.
V. Pelajaran Rohani
Dari topik ini kita dapat menarik beberapa pelajaran rohani untuk diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang Krsiten. Yang pertama kita harus menyadari bahwa sama seperti semua keturunan Adam-Hawa kita adalah orang berdosa. Dan dengan keberdosaan itu hanya ada satu tempat yang pantas untuk kita kelak, yaitu neraka. Tidak ada usaha apapun yang bisa kita lakukan untuk melepaskan diri dari sana. Kita sedang terancam.
Namun syukur kepada Allah karena kasih-Nya saja maka Ia menyelamtakan kita melalui pengorbanan Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal itu. Keselamatan itu tidak murahan sebaliknya itu sangat mahal. Karena terlalu mahal maka tak seorang pun yang bisa membelinya. Dan karena itu tak terbeli maka Allah dalam kemurahan-Nya memberikan kepada setiap orang percaya secara cuma-cuma. Jadi akhirnya mari kita menjaga dan menghargai keselamatan itu dengan menghasilkan buah-buah pertobatan sebagai bukti dari keselamatan kita. Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “MAHALNYA KESELAMATAN KITA”
Posting Komentar