I. Kemungkinan Meragukan Keselamatan
Perjalanan rohani kita di dunia ini ternyata tidak selalu mulus. Akan ada banyak ’kerikil-kerikil’ kehidupan yang harus kita lalui dan bisa membuat kita kesakitan, tersandung atau bahkan sempat berpikiran untuk berhenti saja – tidak mau melanjutkan perjalanan lagi. ’Kerikil-kerikil’ ini bisa berupa tekanan hidup, sakit penyakit, kejenuhan rohani, doa yang tidak terjawab, dan berbagai persoalan hidup lainnya.
Kalau semuanya ini sudah terjadi maka tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan goncangan iman pada orang yang mengalaminya dan bahkan bisa sampai pada tahap meragukan kebenaran iman Kristen yang ia pegang. Kebenaran iman Kristen yang bisa menjadi bahan keraguan ada banyak hal tentunya, salah satunya, yaitu, soal keselamatan: Pastikah keselamatan dalam Yesus itu? Bagaimana mungkin saya percaya bahwa kelak saya akan masuk surga kalau ternyata persoalan hidup (yang berat) ini saja tidak ada jawabannya?
Meragukan dan mempertanyakan soal keselamatan ini bukan hal yang mustahil terjadi dalam diri setiap orang yang sudah menerima Yesus dalam hidupnya baik yang masih ’bayi’ rohani maupun yang sudah dewasa kerohaniannya – tidak ada satu pun yang kebal. Jadi mari kita menyadari bahwa keselamatan yang sudah kita peroleh itu terbuka pada kemungkinan untuk dipertanyakan oleh siapa pun termasuk kita sendiri.
II. Keselamatan Merupakan Sesuatu yang Pasti
Meragukan dan mempertanyakan keselamatan dalam Yesus yang diajarkan oleh Alkitab sah-sah saja dan itu hak setiap orang. Hal itu sudah berulang kali terjadi sepanjang dua ribu tahun sejarah kekristenan. Walaupun demikian namun kita harus tetap pada keyakinan kita bahwa keselamatan dalam Yesus itu adalah sesuatu yang pasti. Apapun yang terjadi tidak akan ada yang menggoncangkan kepastian itu. Sama seperti kepastian matahari selalu terbit pada pagi hari demikianlah pastinya akan keselamatan kita.
Memiliki keyakinan teguh akan kepastian keselamatan adalah sesuatu yang baik dan dibutuhkan di tengah-tengah dunia yang sedang meragukan iman Kristen ini. Hanya perlu kita perhatikan bahwa keyakinan yang tanpa dasar akan menjadi keyakinan yang buta dan kosong. Karena itu keyakian kita akan kepastian keselamatan dalam Yesus mesti memiliki dasar yang jelas dan kuat. Dan dasar itu dapat ditemukan dalam sejumlah kesaksian lembaran Alkitab.
III. Alasan-alasan akan Kepastian Keselamatan
1. Alasan predestinasi (pemilihan) dalam kekekalan
Satu hal yang menjadi hikmat kekristenan yang tak terselami oleh pikiran manusia yang terbatas adalah ajarannya yang mengatakan bahwa dalam kekekalan, jauh sebelum dunia dijadikan Allah telah tahu dan memilih orang-orang pilihan-Nya. Hal itu ditegaskan dalam Efesus 1:4 yang berbunyi demikian: Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Ini sangat mengherankan. Bagaimana mungkin sejumlah orang sudah dipilih oleh Allah sementara orang-orang itu sendiri belum dilahirkan. Itulah ajaibnya Tuhan, Ia mampu menerawang memandang jauh ke depan menembus waktu dan memilih orang-orang pilihan-Nya.
Pemilihan yang dimaksud di sini istilah theologisnya, yaitu predestinasi yang bisa diartikan sebagai pemilihan atas sejumlah orang untuk diselamatkan. Dan itu sejalan juga dengan yang tertulis dalam Efesus 1:4 tadi. Kalau kita memperhatikan konteks ayat itu dan ditambah dengan penjelasan ayat-ayat berikutnya maka kita bisa tahu bahwa itu berbicara tentang pemilihan akan keselamatan – menjadi anak Allah.
Jadi kalau ternyata Allah sudah memilih kita jauh sebelum kita dilahirkan bahkan jauh sebelum dunia dijadikan maka logikanya adalah itu pasti sesuatu yang sangat penting dan berharga. Karena begitu penting dan berharganya keselamatan itu maka tentu Allah tidak akan membiarkannya menjadi sesuatu yang diragukan. Itu tidak mungkin. Kita harus yakin bahwa keselamatan dalam Yesus adalah pasti berdasarkan pemilihan Allah ini dalam kekekalan.
b. Alasan karya Kristus di atas salib
Sebagian besar orang Kristen tahu dan percaya bahwa Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi datang ke dunia ini sebagai Juruselamat manusia yang berdosa. Dalam karyaNya yang nanti mendatangkan keselamatan bagi manusia Kristus harus menanggung berbagai-bagai penderitaan. Dan salah satu penderitaan Kristus yang akan diingat sepanjang masa adalah penyalibanNya di atas bukit Golgota.
Menjelang ’naiknya’ Kristus ke atas salib Ia menghadapi pergumulan yang luar biasa antara mau mengambil jalan salib atau menolaknya. Pergumulan itu membuatnya amat tertekan, stres, depresi dan ketakutan hingga keringatNya pun menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Apa yang dialami Kristus ini bisa dimengerti karena salib adalah kematian seribu kali. Siapa yang tidak gentar naik ke sana?
Dan puncak penderitaan Kristus itu, yaitu ketika Ia meneriakkan kalimat yang menyayat hati: ’Eli, Eli lama sabakhtani’ (AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkanKu). Teriakkan itu keluar dari mulutNya karena kepedihan yang Ia rasakan dan lebih lagi dari itu, yaitu karena Allah berpaling, meningalkan Dia seorang Diri. Allah terpaksa meninggalkan Putra-Nya tergantung sendirian di atas salib karena tidak mungkin Allah bersekutu dengan-Nya yang penuh dengan dosa itu (dosa manusia ditanggung oleh Kristus).
Begitu besarnya pengorbanan Kristus dan begitu hebatnya penderitaan yang ditanggungNya semata-mata karena Ia mau menyelamatkan kita manusia yang berdosa ini. Dan karena itu mungkinkah Allah membiarkan keselamatan yang telah dibayar dengan kematian Kristus itu menjadi sesuatu yang tidak pasti. Jawabannya tentu saja tidak. Kristus tidak mungkin berkorban untuk sesuatu yang menjadi bahan keraguan. Jadi pengorbanan Kristus menjadi dasar akan kepastian keselamatan kita.
c. Alasan jaminan dari Allah Tritunggal
Dua alasan di atas sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan kita bahwa keselamatan itu adalah sesuatu yang pasti. Tapi ada baiknya juga kita melihat di sini satu alasan lain tentang jaminan keselamatan kita.
Allah Tritunggal – Bapa, Anak dan Roh Kudus selalu terlibat bersama dalam segala sesuatu di alam semesta ini. Salah satu keterlibatan bersama Allah Tritunggal adalah dalam menjamin keselamatan manusia. Alkitab mengatakan bahwa Allah Bapa berjanji bahwa tidak ada seorang pun diantara orang percaya yang akan binasa atau yang bisa merebutnya dari tangan Bapa. Begitu pula Yesus berjanji bahwa Ia tidak akan membuang kita yang percaya kepadaNya (Yohanes 6:37-40). Dan yang tak kalah penting adalah peranan Roh Kudus yang memeteraikan kita yang percaya sebagai jaminan keselamatan (Efesus 1:13-14).
Jadi boleh dikatakan bahwa ini adalah satu penghiburan yang besar bagi kita orang percaya di dunia ini – yang untuk sementara waktu kerap kali melewati ’kerikil-kerikil’ kehidupan, yaitu Allah Trtitunggal tidak hanya memikirkan dan mengerjakan keselamatan kita. Tetapi Ia juga tahu bagaimana menjamin keselamatan itu sehingga itu menjadi pasti. Ia bertanggungjawab penuh sampai akhirnya nanti keselamatan itu dinyatakan jelas di surga.
4. Bukti nyata akan kepastian keselamatan
Kita telah mengetahui bahwa keselamatan itu adalah sesuatu yang pasti setidaknya dengan ditopang oleh ketiga alasan tadi. Lebih jauh lagi dari itu kiranya kesaksian hidup orang-orang yang telah mengalami keselamatan dalam Yesus turut meneguhkan akan kepastian keselamatan kita. Kesaksian ini seputar perjalanan rohani mereka khususnya dalam hal menghadapi penganiayaan.
Seandainya sejarah kekristenan seumpama lembaran buku maka sudah pasti kita akan menemukan di setiap lembarannya kisah-kisah penganiayaan yang dialami oleh orang-orang percaya yang sebagin besar menyeret mereka dalam kematian (fisik). Ini menjadi pertanyaan besar yang tidak semua orang tahu jawabannya, yaitu kenapa orang-orang Krsiten ini rela menderita bahkan mau mati untuk imannya. Jawabannya ialah karena mereka tahu bahwa sekalipun penderitaan dan kematian menimpa tubuh mereka tapi mereka masih memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu keselamatan. Justru penderitaan dan kematiaan itu mempercepat orang Kristen menggapai keselamatannya secara sempurna. Orang Kristen sejati yang sudah mengalami keselamatan tidak akan takut pada penganiayaan atau kematian.
Keteguhan orang-orang Krsiten ini menghadapi penderitaan menjadi bukti nyata bahwa keselamatan itu pasti adanya. Tidak ada orang yang mau menderita dan mati untuk sesuatu yang tidak jelas. Tetapi ada banyak orang yang rela mati untuk keselamatan dalam kekristenan yang pasti itu.
5. Pelajaran rohani
Sudah berapa lama Anda hidup di dunia ini dan sudah berapa banyak ’kerikil’ kehidupan yang Anda lewati? Itu belum belum berakhir. Sepanjang kita masih berjalan di atas bumi ini kita masih akan menemukan ’kerikil-kerikil’ yang lain yang harus kita lalui – tidak ada pilihan lain. Tapi jangan takut dan gentar karena masih ada sesuatu yang menghiburkan kita, yaitu keselamatan, tepatnya kepastian keselamatan kita.
Dengan kepastian keselamatan ini maka suatu saat nanti ketika kita meninggalkan dunia ini beserta dengan segala kepahitan yang ada di dalamnya kita akan memasuki surga tempat Allah bersemayam. Di sana kita akan diberikan kelegaan, air mata kita akan dihapuskan dan penghiburan abadi akan menjadi bagian kita. Karena itu janganlah persoalan-persoalan duniawi ini membuat kita mundur dari iman. Tetapi mari kita berkata seperti Paulus demikian: Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?(Roma 8:35). Jawabannya: Tidak ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “KEPASTIAN KESELAMATAN KITA”
Posting Komentar