MESIAS YANG DIJANJIKAN
TELAH DATANG
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud
(Lukas 2:11)
Hari ini (06-12-2009), minggu pertama dari Bulan Desember dan kurang lebih tiga minggu yang akan datang tepat pada tanggal 25 Desember kita dan seluruh umat Tuhan akan merayakan natal atau yang dikenal sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus yang ’katanya’ Mesias (saya sengaja menggunakan istilah yang belum pasti: ’katanya’ karena bagi sebagian orang Yesus bukanlah Mesias – dalam penjelasan berikutnya kita akan tahu apakah Yesus adalah Mesias atau bukan?).
Walaupun setiap tahun kita terus merayakan kelahiran Yesus (sekali lagi) yang katanya adalah Mesias itu tetapi ternyata sampai detik ini orang Yahudi masih saja menantikan Mesiasnya. Mungkin kita akan bertanya apakah hubungannya Mesias dengan orang Yahudi? Saudara jangan lupa bahwa janji tentang Mesias diberikan kepada orang Yahudi. Jadi ketika membahas tentang Mesias otomatis ada hubungannya dengan mereka.
Penantian orang Yahudi akan kedatangan Mesias sudah berlangsung sekian ribu tahun. Penantian itu mulai terasa pada zaman nabi-nabi (Yesaya 9:5-6) dan penantian itu semakin dirindukan saat kota Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 Masehi. Dan herannya penantian itu masih terus berlangsung sampai detik ini.
Orang Yahudi mengharapkan Mesias akan datang membebaskan mereka dari penindasan bangsa-bangsa kafir, mengumpulkan kembali orang-orang Yahudi yang berserakan di seluruh dunia dan segera mendirikan kerajaan Israel Raya sesuai dengan janji Tuhan yang tercatat dalam Kejadian 15:18-21: Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu.
Untuk mewujudkan semua mimpi itu, orang Yahudi mengharapkan seorang Mesias politis yang ciri-cirinya: lebih besar dari Musa sebagai pembebas, lebih besar dari Daud sebagai raja, lebih besar dari Harun sebagai Imam dan lebih besar dari Elia sebagai nabi – singkatnya Mesias adalah seorang manusia super. Dengan konsep seperti ini sangatlah wajar kalau dulu orang Yahudi menolak Yesus yang ’katanya’ Mesias dan bahkan mereka menyalibkan-Nya (Yohanes 6:60; Matius 13:57; Markus 15:12-14).
Sebenarnya siapakah itu Mesias yang sekian lama dinanti-nantikan? Kata "Mesias" dalam bahasa Ibrani adalah MASYIAKH, dan dalam bahasa Arab adalah 'MASIH', artinya "YANG DIURAPI". Dan dalam bahasa Yunani kata "Mesias" ini disebut KHRISTOS, yang dalam bahasa Indonesia disebut KRISTUS. Jadi nama "Kristus" adalah persamaan "Mesias", sehingga nama Yesus Kristus berarti ”YESUS SANG MESIAS” atau ”YESUS YANG DIURAPI.” Dan istilah ini diberikan kepada orang-orang yang diutus sebagai pembebas umat Tuhan. Dalam Alkitab sendiri setidaknya ada tiga jenis orang yang diakui atau mengaku sebagai Mesias, yaitu jenis pertama: para nabi, raja dan imam. Jenis yang kedua adalah Yesus, dan jenis yang ketiga adalah mesias-mesias palsu. Selain tiga jenis mesias ini saya tambahkan lagi satu jenis mesias yang sesuai dengan konsep orang Yahudi, yaitu mesias yang tidak dikenal (politis).
Dari keempat jenis mesias ini, yang manakah Mesias yang dijanjikan dan dinanti-natikan itu? Untuk menentukan jawabannya mari kita gunakan cara eliminasi (membuang yang tidak memenuhi kriteria).
Mesias-mesias palsu jelas bukan mesias yang dijanjikan karena Allah tidak pernah mengurapi dan mengutus mereka – mereka hanya ngaku-ngaku sebagai mesias. Lalu tokoh-tokoh seperti Daud dan Koresh sebenarnya layak disebut sebagai mesias karena mereka pernah dipakai oleh Tuhan untuk membebaskan umat-Nya tetapi kemesiasan mereka hanya sementara jadi bisa dikatakan bahwa mereka bukanlah mesias ideal yang dinanti-natikan itu.
Sekarang tinggal mesias yang tidak dikenal dan Yesus sendiri. Kalau kita kembali membuka Alkitab dan menyelidiki nubuatan tentang Mesias maka kita akan segera tahu bahwa sesungguhnya mesias yang tidak dikenal itu atau mesias politis seperti yang dipikirkan oleh orang Yahudi itu tidak akan pernah muncul karena memang itu tidak ada – Tuhan tidak pernah menjanjikan Mesias seperti yang dipikirkan orang Yahudi.
Pemikiran tentang Mesias politis ala orang Yahudi muncul karena dilatarbelakangi oleh beratnya penindasan yang pernah mereka alami selama ribuan tahun. Awalnya leluhur-leluhur Yahudi masih mengharapkan Mesias sesuai dengan yang dijanjikan dalam Alkitab tetapi belakangan ketika janji itu tidak juga digenapi sementara penindasan mereka semakin berat dan lama akhirnya konsep mesias yang ada dalam Alkitab mulai bergeser menjadi mesias politis seperti yang berkembang diantara sebagian besar orang Yahudi saat ini.
Sampai di sini sudah tiga jenis mesias yang tereliminasi dan tinggal Yesus yang menjadi satu-satunya kandindat mesias yang tersisa, apakah Dia Mesias sejati yang dinanti-nantikan itu? Sebelum menjawab itu mari kita melihat sebenarnya seperti apa Mesias yang dijanjikan dalam Alkitab itu?
Alkitab mencatat beberapa nubuatan Mesias itu, yaitu:
1. Mesias adalah berasal dari suku Yehuda (49:10)
2. Mesias adalah Raja Kekal dari keturunan Daud (2 Samuel 7:13)
3. Mesias dilahirkan oleh seorang perawan (Yesaya 7:14)
4. Mesias akan dikorbankan menggantikan manusia (Yesaya 53:5)
5. Mesias akan bangkit dari kematian (Mazmur 16:10).
6. dll
Semua nubuatan ini secara ajaib digenapi dalam diri satu orang saja, yaitu Yesus. Dengan demikian kita bisa dengan PD (percaya diri) bisa memproklamasikan satu kebenaran yang tidak terbantahkan lagi bahwa Yesus adalah Mesias sejati yang dijanjikan itu.
Sampai di sini, setelah kita mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias sekarang mari kita mengambil beberapa prinsip rohani dari kedatangan-Nya sesuai dengan yang tertulis dalam Lukas 2:11:
1. Mesias datang pada saat (moment) yang tepat.
Dalam Lukas 2:11 malaikat berkata kepada para gembala di padang ”Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, ...........” Kata hari ini menunjuk pada saat kelahiran Yesus 2000 tahun yang lalu.
Pernahkah kita bertanya kenapa Yesus lahir 2000 tahun yang lalu dan bukan pada masa sebelumnya atau pada masa sesudahnya, misalnya pada masa kita sekarang ini. Seandainya Yesus datang jauh-jauh hari sebelumnya tentu saja ada banyak jiwa yang tertolong oleh-Nya. Atau seandainya Ia datang pada zaman kita sekarang ini tentulah dunia kita yang sudah sangat bejat ini bisa segera diubahkan. Tetapi kenapa Ia harus datang 2000 tahun yang lalu?
Pertanyaan kenapa Yesus tidak datang sebelum atau sesudah 2000 tahun yang lalu adalah pemikiran manusia. Sedangkan pemikiran Allah adalah Yesus, Anak-Nya harus datang 2000 tahun yang lalu, tidak sebelum atau sesudahnya. Dan kita tahu bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Tuhan merancang Anak-Nya datang pada saat yang tepat. Saat yang tepat dari kedatangan Mesias itu berkaitan dengan tiga hal, yaitu:
a. Tepat saat umat Tuhan membutuhkan terang ilahi
Dalam Ibrani 1:1 disebutkan bahwa pada zaman dahulu dengan berbagai cara Allah berulang kali menyampaikan firman-Nya melalui nabi-nabi. Kemudian firman itu berakhir pada zaman nabi Maleakhi. Sekian lama Allah berdiam diri, tidak ada firman dan tidak ada nabi diantara umat Tuhan. Saat itu umat Tuhan hidup dalam kegelapan yang luar biasa selama kurang lebih 400 tahun. Dalam keadaan yang tak menentu itulah kemudiaan Mesias datang membawa firman Allah kepada manusia. Jadi boleh dikatakan bahwa Mesias datang pada saat yang tepat, saat umat Tuhan yang hidup dalam kegelapan membutuhkan terang firman.
b. Tepat saat umat Tuhan membutuhkan peneguhan janji-janji firman Tuhan
Harus kita akui bahwa orang Yahudi dalam kondisi yang tertekan membuat mereka mulai meragukan janji-janji firman Tuhan. Keraguan itu wajar sekali muncul diantara orang yang selama 400 tahun hidup dalam ketidakpastiaan. Walaupun demikian, namun syukur karena ketika umat Tuhan mulai meragukan janji-janji firman Tuhan, Mesias datang untuk meneguhkan janji-janji firman itu. Setelah para nabi kemudiaan Allah berbicara melalui Anak-Nya sendiri untuk menegaskan bahwa janji-janji yang dulu pernah disampaikan benar-benar dinyatakan sekarang.
c. Tepat saat zaman akhir
Ibrani 1:2 juga mengatakan bahwa Mesias datang tepat pada zaman akhir. Kedatangan ini bisa dimaksudkan untuk menyatakan habis-habisan kasih Allah kepada manusia berdosa sebelum datangnya penghakiman terakhir. Dulu Allah memanggil manusia berdosa melalui nabi-nabi tetapi semua utusan Tuhan itu ditolak bahkan dibunuh. Walaupun demikian Allah kembali memanggil manusia melalui anak-Nya sendiri. Dan kalau tidak ada juga pertobatan maka tidak ada pilihan lain, hukuman kekal akan dijatuhkan.
2. Mesias datang untuk menggenapi janji Allah
Dalam Lukas 2:11, malaikat sengaja menghubungkan kelahiran Yesus dengan kota Daud. Bagi kita orang Indonesia mungkin kelahiran Mesias di kota Daud tidak terlalu penting – dimana saja tidak masalah. Tetapi bagi orang Yahudi termasuk para gembala yang ada di padang ini sangat penting.
Bagi orang Yahudi nama Daud atau kota Daud berhubungan erat dengan masa-masa keemasan yang pernah dikecap di bawah pemerintahan Daud. Tetapi semuanya itu sudah hancur dan tinggal kenangan manis. Sekarang mereka hidup dalam kehinaan yang luar biasa.
Walaupun demikian namun dalam kasih setia-Nya Allah berjanji suatu saat akan memulihkan kembali zaman keemasan itu melalui pemerintahan Mesias yang adalah keturunan Daud. Jadi ketika berita kelahiran Yesus dihubungkan dengan kota Daud pastilah membuat para gembala di padang mengingat kembali janji Allah itu dan membangkitkan kembali harapan hidup mereka. Berita kelahiran Yesus di kota Daud membuat mereka menemukan titik terang akan pemulihan kerajaan Daud. Janji-janji Allah kepada Daud dan Israel tergenapi sudah lewat kedatangan Mesias.
3. Mesias datang untuk menyelesaikan dosa
Memang, Yesus lahir untuk menggenapi janji yang akan memulihkan kembali kerajaan Daud dan membebaskan umat Allah dari penindasan yang tak berujung itu. Tetapi pemulihan kerajaan Daud dan pembebasan umat Allah ini tidak secara politis sebagaimana yang dibayangkan oleh orang Yahudi. Mesias datang tidak untuk mendirikan kerajaan duniawi dan hanya memerdekaan orang-orang Yahudi saja tetapi lebih dari itu Ia akan menegakkan kerajaan Allah di dunia ini dan menyelamatkan umat-Nya baik yang Yahudi maupun yang non Yahudi dari perbudakan dosa.
Kita tahu sepanjanga sejarah, dosa telah menjadi ’duri’ dalam daging manusia. Karena dosa manusia kehilangan kemuliaan Allah yang pernah ia miliki di awal penciptaan dan karena dosa juga manusia hidup dalam tekanan, kutukan da terbuang dari hadapan Allah. Mengalami hal ini manusia telah berusaha untuk menyelesaikan dosanya dengan berbagai cara: ada yang dengan cara mendirikan agama, bertapa, berbuat baik, memberikan korban dan banyak usaha lainnya. Tetapi semuanya itu sia-sia saja. Mausia berada di jalan yang buntu.
Dalam kondisi yang buntu dan sangat memperihatinkan itu Yesus datang untuk jadi korban tebusan dengan dosa-dosa manusia. Inilah karya yang akan dikerjakan oleh Mesias di atas kayu salib. Dan celakanya orang Yahudi tidak bisa menerima konsep seperti itu. Mereka tidak pernah membayangkan Mesias akan ’kalah’ disalibkan teapi mereka tidak tahu bahwa di balik kehinaan yang harus ditanggung Mesias ada kemuliaan yang bisa menyelamatkan setiap orang, siapapun dia.
4. Mesias datang sebagai Allah sejati
Banyak yang menganggap Yesus adalah manusia sebagaimana manusia pada umumnya. Anggapn seperti itu tidaklah salah tetapi tidak lengkap. Sekali lagi, itu tidak lengkap.
Sesungguhnya Yesus adalah manusia sejati dan sekaligus Allah sejati. Keilahian Yesus ditegaskan oleh para malaikat dalam berita yang mereka bawa demikian: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan. Bagi banyak orang barangkali berita ketuhanan Yesus ini tidak masuk akal tetapi itulah berita yang datang dari sorga. Allah yang Mahakuasa, dalam kemahakuasan-Nya Iaberinkarnasi (menjelma) menjadi manusia yang terbatas dan lemah demi melaksanakan satu misi akbar, yaitu menyelamatkan umat manusia dari perbudakan dosa. Hanya Allah-lah yang bisa membebaskan manusia dari perhamba dosa.
HUBUNGAN KEMANUSIAAN DAN KEALLAHAN YESUS
HUBUNGAN
KEMANUSIAAN DAN KEALLAHAN YESUS
(Yohanes 1:14a: Firman telah menjadi manusia )
A. ALLAH MENJADI MANUSIA?
Setiap tahun orang Kristen merayakan natal atau kelahiran-Nya Yesus Kristus tetapi sayang sekali tidak banyak orang yang menyadari kalau dalam peristiwa natal pertama + 2000 tahun yang lalu sesuatu yang ‘besar dan kelihatannya ganjil’ terjadi di kota Betlehem sana.
Kejadian yang besar dan ganjil itu ditulis dalam Injilnya oleh Yohanes demikian: ‘Firman telah menjadi manusia. ’ Barangkali bagi kita kalimat ini biasa-biasa saja karena sudah sering membaca atau mendengarnya. Tetapi ketika ini pertama sekali ditulis dan dibaca oleh para pembaca Injil Yohanes kita bisa membayangkan pastilah mereka kebingungan karena kalimat itu aneh dan sangat tidak masuk akal.
Kata ‘Firman’ adalah istilah yang menunjuk kepada Allah Pencipta, Yang Kudus dan Yang Mahakuasa itu. Jadi secara sederhana kalimat ’Firman telah menjadi manusia’ berarti: Allah telah menjadi manusia. Di sinilah letak titik keanehan kalimat tadi. Anehnya adalah bagaimana mungkin Allah menjadi sama seperti manusia? Bukankah Allah dan manusia itu adalah dua pribadi yang jauh berbeda. Tidak mungkin Allah menjadi manusia karena Allah kudus adanya sementara manusia penuh dengan lumpur dosa yang mengerikan.
Benar, ini memang aneh sekali dan hampir-hampir tidak bisa diterima oleh akal kita. Tetapi ingat bahwa Allah melakukan semuanya itu karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Jadi tujuan Allah melakukan semuanya itu (yang aneh itu) adalah semata-mata karena Ia sangat mencintai kita dan mau menyelamatkan kita dari api neraka.
B. YESUS: ALLAH 100% DAN MANUSIA 100%
Alkitab dengan terus terang menegaskan bahwa pribadi Allah yang menjadi manusia itu adalah Yesus Kristus.
Ketika Allah atau Yesus menjadi manusia sesuatu yang ajaib nyata dalam diri-Nya, yaitu Ia memiliki natur manusia 100% dan sekaligus Ia memiliki natur Allah 100%. (Yang dimaksud dengan natur adalah seluruh sifat yang membentuk seseorang ada sebagaimana dia ada).
Kenyataan seperti ini menimbulkan tanda tanya besar: Bagaimana mungkin dalam satu pribadi terdapat 100% natur Allah dan 100% natur manusia? Bagaimana hubungan keduanya?
Menjawab pertanyaan seperti ini beberapa tokoh gereja berusaha untuk menjelaskan tentang pribadi Yesus. Tetapi sayang sekali penejelasan mereka bukannya semakin menerangkan pribadi Yesus kepada jemaat tetapi justru menyimpang dari ajaran Alkitab. Ajaran-ajaran yang salah itu bisa kita lihat seperti di bawah ini:
1. Yesus adalah manusia sempurna tetapi keallahan-Nya tidak sempurna
2. Yesus adalah Allah sempurna tetapi kemanusiaan-Nya tidak sempurna
3. Kemanusiaan Yesus dan keallahan Yesus terpisah (tidak saling berhubungan)
4. Kemanusiaan dan keallahan Yesus bercampur
Kemudiaan pada suatu waktu atas pimpinan tangan Tuhan pernah diadakan satu rapat umum atau yang dikenal sebagai konsili untuk menjawab kebuntuan tadi. Dan hasilnya adalah:
1. Yesus adalah Allah sempurna
2. Yesus adalah manusia sempurna
3. Kemanusiaan dan keallahan Yesus menyatu tetapi tidak tercampur
4. Kemanusiaan dan keallahan Yesus mandiri tetapi tidak cerai
Apa yang digariskan dalam rapat itu sesuai dengan ajaran Alkitab tentang pribadi yesus Kristus.
Adapun hubungan (kerjasama) kedua natur Yesus ini adalah:
1. Sifat kemanusiaan dan sifat keallahan menjadi milik Yesus secara utuh,
contohnya Yesus adalah Mahakuasa dan juga terbatas.
2. Tugas dan pekerjaan Yesus dilakukan oleh sifat kemanusiaan dan keallahan
secara bersama-sama.
3. Sifat kemanusiaan Yesus beroleh anugerah khusus sehingga itu tidak tercemar
oleh dosa yang menjadi momok bagi manusia.
KEMANUSIAAN DAN KEALLAHAN YESUS
(Yohanes 1:14a: Firman telah menjadi manusia )
A. ALLAH MENJADI MANUSIA?
Setiap tahun orang Kristen merayakan natal atau kelahiran-Nya Yesus Kristus tetapi sayang sekali tidak banyak orang yang menyadari kalau dalam peristiwa natal pertama + 2000 tahun yang lalu sesuatu yang ‘besar dan kelihatannya ganjil’ terjadi di kota Betlehem sana.
Kejadian yang besar dan ganjil itu ditulis dalam Injilnya oleh Yohanes demikian: ‘Firman telah menjadi manusia. ’ Barangkali bagi kita kalimat ini biasa-biasa saja karena sudah sering membaca atau mendengarnya. Tetapi ketika ini pertama sekali ditulis dan dibaca oleh para pembaca Injil Yohanes kita bisa membayangkan pastilah mereka kebingungan karena kalimat itu aneh dan sangat tidak masuk akal.
Kata ‘Firman’ adalah istilah yang menunjuk kepada Allah Pencipta, Yang Kudus dan Yang Mahakuasa itu. Jadi secara sederhana kalimat ’Firman telah menjadi manusia’ berarti: Allah telah menjadi manusia. Di sinilah letak titik keanehan kalimat tadi. Anehnya adalah bagaimana mungkin Allah menjadi sama seperti manusia? Bukankah Allah dan manusia itu adalah dua pribadi yang jauh berbeda. Tidak mungkin Allah menjadi manusia karena Allah kudus adanya sementara manusia penuh dengan lumpur dosa yang mengerikan.
Benar, ini memang aneh sekali dan hampir-hampir tidak bisa diterima oleh akal kita. Tetapi ingat bahwa Allah melakukan semuanya itu karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Jadi tujuan Allah melakukan semuanya itu (yang aneh itu) adalah semata-mata karena Ia sangat mencintai kita dan mau menyelamatkan kita dari api neraka.
B. YESUS: ALLAH 100% DAN MANUSIA 100%
Alkitab dengan terus terang menegaskan bahwa pribadi Allah yang menjadi manusia itu adalah Yesus Kristus.
Ketika Allah atau Yesus menjadi manusia sesuatu yang ajaib nyata dalam diri-Nya, yaitu Ia memiliki natur manusia 100% dan sekaligus Ia memiliki natur Allah 100%. (Yang dimaksud dengan natur adalah seluruh sifat yang membentuk seseorang ada sebagaimana dia ada).
Kenyataan seperti ini menimbulkan tanda tanya besar: Bagaimana mungkin dalam satu pribadi terdapat 100% natur Allah dan 100% natur manusia? Bagaimana hubungan keduanya?
Menjawab pertanyaan seperti ini beberapa tokoh gereja berusaha untuk menjelaskan tentang pribadi Yesus. Tetapi sayang sekali penejelasan mereka bukannya semakin menerangkan pribadi Yesus kepada jemaat tetapi justru menyimpang dari ajaran Alkitab. Ajaran-ajaran yang salah itu bisa kita lihat seperti di bawah ini:
1. Yesus adalah manusia sempurna tetapi keallahan-Nya tidak sempurna
2. Yesus adalah Allah sempurna tetapi kemanusiaan-Nya tidak sempurna
3. Kemanusiaan Yesus dan keallahan Yesus terpisah (tidak saling berhubungan)
4. Kemanusiaan dan keallahan Yesus bercampur
Kemudiaan pada suatu waktu atas pimpinan tangan Tuhan pernah diadakan satu rapat umum atau yang dikenal sebagai konsili untuk menjawab kebuntuan tadi. Dan hasilnya adalah:
1. Yesus adalah Allah sempurna
2. Yesus adalah manusia sempurna
3. Kemanusiaan dan keallahan Yesus menyatu tetapi tidak tercampur
4. Kemanusiaan dan keallahan Yesus mandiri tetapi tidak cerai
Apa yang digariskan dalam rapat itu sesuai dengan ajaran Alkitab tentang pribadi yesus Kristus.
Adapun hubungan (kerjasama) kedua natur Yesus ini adalah:
1. Sifat kemanusiaan dan sifat keallahan menjadi milik Yesus secara utuh,
contohnya Yesus adalah Mahakuasa dan juga terbatas.
2. Tugas dan pekerjaan Yesus dilakukan oleh sifat kemanusiaan dan keallahan
secara bersama-sama.
3. Sifat kemanusiaan Yesus beroleh anugerah khusus sehingga itu tidak tercemar
oleh dosa yang menjadi momok bagi manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)